Saturday, January 10, 2009

Elegi Seorang Guru Menggapai Batas

Oleh: Marsigit

Mulialah hati, pikiran dan tindakan pedagogik guru, karena tiadalah seorang guru bermaksud memberikan keburukan bagi siswanya. Totalitasnya dia mengidamkan kebaikan dan keberhasilan bahkan keberhasilan tertinggi jika memang mungkin bagi siswanya. Maka hati, pikiran dan jiwanya menyatu menjadi motivasi yang kuat bahkan mungkin SANGAT KUAT untuk mewujudkan tindakan pedagogik : MEMBIMBING, MENGAWASI, MEMBEKALI, MENASEHATI, MEWAJIBKAN dan kalau perlu MENGHUKUM siswanya DEMI KEPENTINGAN SISWA.
Ketika rakhmat Nya menghampiri guru sedemikian hingga guru dengan sengaja atau tak sengaja menembus BATAS jiwanya sehingga memperoleh kesempatan MELIHAT DIRINYA dari tempat nun jauh secara mandiri maupun berbantuan orang atau guru atau nara sumber, maka adalah suatu tempat dimana BATAS ITU akan digapainya. Dalam batas itulah guru menemukan FATAMORGANA.
Atas fatamorgana itu maka terdengarlah nyanyian AKAR dan RUMPUT yang sayup-sayup sampai kira-kira bait-baitnya begini:

-Jangan jangan motivasimu yang sangat KUAT telah MELEMAHKAN INISIATIF nya, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEMBIMBING telah menjadikannya TERGANTUNG DAN TAK BERDAYA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENGAWASI telah menjadikannya mereka merasa menjadi makhluk yang memang selalu perlu diawasi dan dengan demikian identik dengan KEBURUKAN, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEMBEKALI telah menjadikanmu SOMBONG DAN TAKABUR serta menjadikannya RENDAH DIRI DAN TAK BERDAYA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENASEHATI adalah AMBISI DAN EGOMU yang menyebabkan mereka hidup TIDAK BERGAIRAH, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MEWAJIBKAN adalah pertanda HILANGNYA NURANIMU sekaligus HILANGNYA NURANI MEREKA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu MENGHUKUM adalah SEMPITNYA HIDUPMU dan juga SEMPITNYA HIDUP MEREKA, apakah itu batas yang kau cari?
-Jangan-jangan maksudmu DEMI KEPENTINGAN SISWA adalah keadaan HAMPA TAK BERMAKNA atau bahkan MENYESATKAN, apakah itu batas yang kau cari?

Orang tua berambut putih datang dan berkata:
"ITULAH SEBENAR-BENAR BATAS YANG KAU CARI, DAN BATASMU TIDAK LAIN TIDAK BUKAN ADALAH BATAS MEREKA. ANTARA DIRIMU DAN MEREKA ITULAH SEBENAR-BENAR ILMUMU TENTANG DIRIMU DAN TENTANG DIRI MEREKA.
JIKA KAMU BELUM MENGETAHUI BATASMU JANGAN HARAP RAHMAT ITU DATANG MENGHAMPIRIMU KEMBALI, TETAPI JIKA TOH KAMU TELAH MENGETAHUI BATASMU MAKA ADALAH KODRAT NYA BAHWA KAMU MASIH HARUS BERJUANG MENGGAPAI RAHMATNYA.
NAMUN MAAF SAYA TELAH SALAH UCAP, KARENA SEBENAR-BENARNYA YANG ADA, ADALAH TIADALAH ORANG PERNAH DAN DAPAT MENGGAPAI BATASNYA. UNTUK ITU MARILAH KITA TAWADU' DENGAN KODRAT DAN IRADATNYA. TETAPI JANGAN SALAH PAHAM BAHWA IKHTIARMU MENGGAPAI BATASMU ADALAH JUGA KODRATNYA.
AMIN YA ROBBIL ALAMIN"

34 comments:

FAIZIIN said...

pak marsigit,eleginya bagus menginspirasi dan memotivasi calon-calon pendidik.terima kasih

L M Awalul Akmal said...

pak marsigit telah banyak menginspirsi mahasiswa dengan karya-karya beliau. terima kasih

ARIS GUNANTO said...

“ATAU BARANGKALI DAN JANGAN-JANGAN KITA INI YAITU PENDIDIK DAN PENDIDIKAN YANG MENJADI BIANG DARI SEGALA KRISIS YANG ADA”. Sebagai guru saya sangat tersentak membaca tulisan DR. Marsigit diatas. Seakan menyadarkan bahwa saya sedang berjalan diatas rel yang lurus tanpa hambatan tetapi membawa muatan yang terkadang bisa rusak atau malah busuk. Berhentii berjalan tentunya suatu pilihan tetapi muatan harus sampai tujuan. Padahal saya selalu memberi motivasi yang sangat kuat, tetapi tidak tahu kalau malah melemahkan inisiatif, selalu membimbing, mengawasi dan membekali hingga muatanku rendah diri. Semua nasehatku jadi egoku dan ambisiku, sehingga tidak bergairah hidup. Bisakah aku mewajibkan lagi, menghukum yang semua itu demi kepentingan siswa.
Mahaguruku datang, “ITULAH SEBENAR-BENAR BATAS YANG KAU CARI”. Ya, sebuah kesadaran yang mungkin belum terlambat. Kesadaran untuk mengetahui diriku dan diri mereka. Sebuah kesadaran bahwa adalah kodratnya kita semua masih harus berjuang menggapai rahmatNya.

Andini.S_MATR08 said...

thanks Sir..
Your advice really makes me aware about everythings. I want to save your advices in my memory to be my life holding. Once again, thanks Sir..

Anonymous said...

Assalamualaikum,wr.wb.
Iya pak Marsigit, saya mengerti...
bapak telah merubah cara pandang saya.
Terimakasih..
Wassalamualaikum...

filsafat said...

Assalamualaikum,wr.wb.
Iya pak Marsigit saya mengerti...
Bapak telah merubah cara pandang saya.
Terimakasih..
Wasalamualikum.wr.wb

anggit_Riyanto said...

ya pak, sebuah ancaman untuk ketidak tahuan ataupun kebodohan yang mengatas namakan keberanian.

sebuah tindakan yang terlalu -percayadiri.

semoga apa yang ditakutkan tidak terjadi kepada generasi penerus.

AGUNG WAHYUDI said...

suatu batas tanpa batas yang tak ada habisnya tetapi akan mati dipertengahan jalan jika kita tak kuasa akan alam. batas dari orang yang berambut panajang adalah batas yang imajiner jika tak bisa diketahui akan tercapai atau tidak suatu kehendak "nya.

pendidik akan belajar sepengahibisan waktu mereka untuk menyumbang sitik ilmu yang tak ada harga bila kita lhat kelak oleh"NYA.
eleginya bagus bapak Marsigit, elegi lainya keluar hari apa bapak,

hiLda said...

terima kasih pak marsigit. eleginya bagus dan memotivasi saya untuk lebih bersiap diri menjadi seorang pendidik.

Kawit Sayoto said...

barangkali banyak orang menganggap bahwa profesi guru adalah profesi yang paling bersih diantara PNS PNS, barang kali orang lain mengatakan menjadi guru itu gajinya sedikit atau banyak, barangkali banyak orang tangan guru selalu halus dan lembut karena peganganyya hanya kapur, spidol marker atau pulpen dan buku. Tetapi ternyata tanggung jawab moral ini lebih dari sekedar nilai dunia...
Semoga kita calon guru benar benar menjadi pencetak insan cendekia... menjadikan murid dan santrinya menjadi orang orang yang bertaqwa. Terima kasih.

ety antikasari said...

Assalamu 'alaikum Mr.Marsigit......
Now, I know how to be a teacher from this elegi. Really, to be a teacher is very difficult. But, from this elegi give me inspiration and I must study again how to be a good teacher and professional teacher. Thank you so much Mr. Marsigit........

Nini Wahyuni said...

Bagi para guru, maupun calon guru dan bagi Bapak2&Ibu2 maupun calon Bapak2&Ibu2, marilah sejenak kita merenungi dan memuhasabah diri melalui tulisan Mr. Marsigit ini...

Saya ucapkan selamat bagi kita yang merasa sudah menjadi seorang guru yang HEBAT. Namun,sudah yakinkah kita bahwa kita sudah benar2 hebat dimata murid2 kita?

Saya ucapkan selamat pada kita yang merasa sudah SUKSES menjadi seorang guru. Tapi sudah seberapa persenkah keyakinan kita bahwa kita benar2 sukses di mata murid2 kita?

Saya ucapkan selamat pada kita yang selama ini sudah merasa all out dalam MENDIDIK, MENGAJAR,MEMBEKALI ILMU dan menerapkan DISIPLIN. Namun sudah seberapa yakinkah kita bahwa apa yang telah kita lakukan tidak merampas hak-hak dan melukai perasaa mereka?

Semua jawaban ada di hati nurani kita masing2.

Thank u for Mr. Marsigit,
This writing is really open my mind and my heart...

Salam cinta dan terkasih untuk semua guru yang tak pernah lelah menebarkan benih-benih kebaikan.

HAL JAZAA UL IHSAN ILLA IHSAN (Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan pula (QS:Arrahman,60)

R. ADAWIYAH HAMZAH said...

saya tersentuh dengan perkataan Orang tua berambut putih "tak seorangpun yang pernah dan dapat menggapi batasnya"
karena jika seseorang telah mampu menggapai batasnya, maka ia dapat dikatakan sempurna. dan tiadalah kesempuranan itu adalah hanya milikNya. jikalau makhluk diberikan kuasa untuk mampu menggapai batasnya, maka iapun akan memperoleh predikat sempurna,maka dengan kesempurnaan itu tiada lain hanyalah akan mengakibatkan kesombongan.Dan tiadalah yang layak serta pantas menyandang predikat sempurna dan memiliki hak atas kesombongan itu selain Dia yg Maha Sempurna. ialah tuhan Allah YME.

listia_akhmad@yahoo.com said...

Akhmad Suhadi, 09709251019
Pendidikan adalah sebuah modal yang harus digapai tanpa mempertimbangkan berapa besar investasi yang harus ditanamkan, seorang guru harus mempunyai naluri untuk mendidik, membimbing, mengarahkan, menasehati pada siswanya agar suatu saat nanti dapat memberikan sebuah dalam kehidupan pada diri pribadinya sekaligus pada dunianya, dunia yang mana ? sebuah pertanyaan yang tentunya sangat terinspirasi oleh Elegi Bpk Marsigit. Semoga berguna dalam membimbing pada anak-anak kami yang jauh di sana. Amiin.

listia_akhmad@yahoo.com said...

Akhmad Suhadi, 09709251019
Pendidikan adalah sebuah modal yang harus digapai tanpa mempertimbangkan berapa besar investasi yang harus ditanamkan, seorang guru harus mempunyai naluri untuk mendidik, membimbing, mengarahkan, menasehati pada siswanya agar suatu saat nanti dapat memberikan sebuah arti dalam kehidupan pada diri pribadinya sekaligus pada dunianya, dunia yang mana ? sebuah pertanyaan yang tentunya sangat terinspirasi oleh Elegi Bpk Marsigit. Semoga berguna dalam membimbing pada anak-anak kami yang jauh di sana. Amiin. Dan diriku hanyalah sebuah titik kecil yang sangat tidak berarti, semoga Alloh SWT meridhoi langka-langkah dari para di negeri ini agar pendidikan ini tidak terkoyak-koyak dalam dunianya.

astuti.blogspot.com said...

DWI ASTUTI (07413081)
manusia tidak pernah tahu apa yang akan terfikir nanti.kadang kita mendidik memang benar-benar ingin mendidik, ingin membuat yang kita didik menjadi mengerti dengan apa yang kita berikan. dan apabila mereka sudah mengerti, terkadang mereka berterimakasih dan akan memuji kita. ketika kita mendapat pujian, terkadang hati kita menjadi sombong dan berbangga diri dengan kemampuan kita.semoga kita bukan termasuk orang-orang yang demikian. semoga kita termasuk orang-orang yang tanpa batas untuk ikhlas mendidik. elegi dari bapak akan menjadi pelajaran penting yang akan saya ingat sebagai seorang calon pendidik.

Anonymous said...

terima kasih pak marsigit, setelah saya membaca elegi tersebut saya sadar bahwasanya setiap manusia memiliki batasan, tetapi batasan tersebut dapat terlampaui karena sesuatu hal yang bermafaat(yuliyanto, 06410343 UPY)

http://binerstudyclub. Blogspot.com said...

Membaca tulisan bapak, saya merasa seperti mendapat peringatan untuk melihat potret diri saya sebagai seorang guru. Satu hal yang secara jujur harus saya akui adalah, ternyata saya belum, bahkan masih jauh untuk sampai pada batas saya menjadi seorang guru yang benar-benar guru meskipun saya telah mengajar 30 tahun. Terimakasih, Bapak telah membuka matahati dan kesadaran jiwa serta pikiran saya.
Supriyono, Mhs:Pend Matematika S-1 UPY, NIM:06413334.

Anonymous said...

pak marsigit saya sebagai mahasiswa bapak elegi sgt bgs dr situ bahwa untuk menjadi seorang guru diperlukan adanya motivasi yg sgt kuat dalam mendidik siswa.
dan juga seorang guru akan mengapai batas,seorang guru akan menemukan fatamorgana tersebut diatas.
yang ingin saya tanyakan pak:
sampai sejauh mana sebagai seorang guru memotivasi siswa didiknya?
nama:krisdiyanto
nim:04410134
fakultas pend.matematika S1 PGRI YOGYAKARTA

naid_inareah7 said...

Memang menjadi guru itu tidak mudah, sebab murid pasti mencontoh / meniru semua yang diajarkan kepadanya, baik lewat ucapan maupun tindakan. Banyak yang bilang bahwa menjadi guru itu profesi seumur hidup. Terdengar menyeramkan memang, tapi profesi guru tujuannya mendidik bukan sekedar mengajarkan, karena menjadi pendidik perlu belajar...
menjadi pendidik yang baik.

psiko learning of mathematic said...

eLegi yang sangat membangun..
guru adalah mesin pencetak generasi penerus bangsa yang berpotensi...ketika muridnya sudah berhasil menjadi orang sukses,,,guru masih saja berdiri didepan papan tulis membagikan ilmu yang mereka punya...tetapi itulah kesuksesan seorang guru..yaitu ketika melihat muridnya telah berhasil menjadi orang....

terima kasih untuk motifasinya pak...

khidmatul irfani said...

PM.B/10709251037

ass.wr.wb.
dari elegi ini saya dapat memahami bahwa seorang guru tidaklah harus takut jika murid bertanya, sebaliknya gurulah yang harus membuat murid dapat bertanya lebih dan lebih lagi samapi batas pikir siswa. dengan demikian maka siswa tersebut akan merenungi pertanyaan mencari jawaban atas jawabanya. samapi pada titik dimana siswa menemukan ilmu itu sendiri.
dan dengan elegi ini membuat saya termotivasi menjadi orang yang lebih baik dan berfikir kritis. dan beranggapan bahwa segala hal itu perlu bukti dan membuat saya untuk berfikir dan mencari ilmu itu.

Pasttita Ayu Laksmiwati said...

memang yang seharusnya dapat kita lakukan adalah refleksi. Saya sangat merasa terbantu melalui elegi ini pak. bagaimana jangan sampai kita menjadi takabur dan lupa diri. Bagaimana saya harus terus mau intropeksi dan terus belajar dalam kehidupan ini.

Pasttita Ayu Laksmiwati
09313244017
Pend.Matematika (Kls Inter 09)

Oktaviana Mutia said...

Pak Marsigit, Artikel Elegi seorang guru menggapai batas sangatlah bagus,menarik,wonderful,amazing,menginspirasi saya untuk menjadi guru yg benar,dan artikel ini sangat memotivasi saya.

artikel ini mengubah cara pandang saya mengenai guru

sangat menginspirasi saya,dan memotivasi saya untuk menjadi seorang guru,Pak.
terimakasih,,,

aris kartikasari said...

assalamu'alaikum pak..
elegi yang bapak berikan sangat memberikan saya motivasi dan beban tersendiri sebagai seorang yang nantinya terjun ke dunia pendidikan..
saya masih belum mengetahui apa yang saya harus lakukan terhadap siswa-siswa kami kelak tanpa membuat mereka merasa diatur oleh kami..
namun, saya akan terus berusaha untuk menjadi yang lebih baik..
terimakasih pak..
wassalamu'alaikum..

RIANA SINTA DEWI said...

Assalammualaikum...
dari membaca elegi Bapak ini saya bisa mengetahui bahwa sesungguhnya tugas seorang guru sangatlah berat. dan apa yang kita lakukan terhadap siswa belum tentu benar baiknya oleh karena itu kita sebagai manusia janganlah sombong karena seperti apa yang dikatakan Orang tua berambut putih "tak seorangpun yang pernah dan dapat menggapi batasnya".

terima kasih Pak....

Nawang Shita Rekyandani said...

elegi yang sangat menginspirasi.... setelah membaca elegi ini, saya menjadi tahu bahwa manusia tidak dapat mencapai batasnya...
menjadi seorang guru ternyata bukan tugas yang mudah, diperlukan adanya motivasi dan panggilan hati. Namun, janganlah merasa sombong bahwa gurulah yang mengajari siswanya..... karena batas kita tidak lain tidak bukan adalah batas mereka........

Sriles UPY said...

Sri Lestari (07410065)

Assalamu'alaikum, membaca elegi ini membuat saya terhibur, ada nilai positif yang bisa saya ambil dari membaca elegi ini bahwa menjadi seorang pemimpin memanglah tidak mudah, Dia haruslah dapat memilah antara kepentingan bersama dengan kepentingan pribadi. keinginan yang berlebih/ nafsu pribadi kadang memang membuat manusia buta akan urusan yang lebih penting dan sangat penting. dalam elegi ini mengisahkan seorang rahwana/ penguasa ternyata mampu diperdaya hanya dengan rayuan yang tidak jelas, karena saking jatuh cintanya dengan dewi shinta maka rahwana mengkaitkan bahwa rayuan itu berasal dari dewi shinta sang pujaan hatinya yang akhirnya sang rahwanapun rela meninggalkan urusan negara demi kepentingan pribadinya secara tidak langsung dia telah mengabaikan kepercayaan rakyat yang selama ini diberikan kepadanya.
menjadi seorang pemimpin janganlah mudah tergoda oleh segala macam bujuk rayu yang tidak penting, teliti dalam segala hal agar tidak termakan oleh tipuan yang menyesatkan. kenikmatan dunia memanglah merupakan ujian juga merupakan tipuan bagi manusia apalagi seorang wanita yang merupakan salah satu godaan. Tetapi seorang pemimpin yang bijaksana, bertanggungjawab dan dapat menjaga amanah yang diberikan kepadanya tidak mungkin akan mudah tergoda oleh semua tipu dunia hanya untuk kesenangan dirinya.
wassalamu'alaikum

apriliyana syafitri (matswa '09) said...

Assalamu'alaikum Wr.Wb

First, I wanna say thanks for Mr. Marsigit who has given me oportunity to comment him blog.

now I can know that there are important things to become a teacher in the face of their students. not only teaching but also in teaching there are things that must be considered. although I am not education majors, but I got a new lesson, from understanding the expression of your words. of course this can be applied to those who would become a teacher or educator. thereby providing benefits to others to practice it. like your revealed that we should keep to tawadhu. life continues to spin but we have to capture is how we are helpful to other people.
many benefits that we get by reading in your blog, although there are many who do not I understand. especially in a blog entry discussing the notion of philosophy. I wanted to ask about it. hopefully, on the other occasion Mister can teach our class again. opportunity to meet and gain knowledge with Mister was a valuable experience for me and my friend's. Your words "the English language are you" then only you learn it and know it. another person is just an intermediary, facilities and so forth. this is what will continue to be my motivation to not give up easily deal with the waves that will hit. Message Masters “to continue to read and read my blog” would do, because it is true a lot of benefits to be gained. Mister of the blog if there is I do not understand, how do I convey these questions.

Thank you for everything Mister.
your words became inspiration for our life.

and the last I apologize if there are errors in the writing and pronunciation.

Fa said...

Memang sebenarnya tugas guru tidaklah mudah dan tidaklah sulit. Seringkali guru terjebak dalam paradigmanya sendiri, dimana ia ingin memberikan yang terbaik untuk siswa, tapi justru berbalik ia memberikan tekanan yang justru menyesatkan siswa. Semoga kelak kita tidak termasuk dalam golongan tersebut, amin.

Fauzia Rahmawati
09313244001
P. Matematika Internasional '09

Frisca Anggun D said...

Eleginya sangat bagus pak. Setelah membaca elegi tersebut dapat menginspirasi dan memotivasi calon-calon pendidik. Semoga kita calon guru benar-benar bisa menjalankan misi dan visi yang utama untuk menjadikan siswa berguna bagi nusa dan bangsa. Selain itu jangan sampai kita menjadi takabur dan lupa diri. Terima kasih pak. Saya akan terus belajar dalam kehidupan ini.

09313244007/Pend Matematika Internasional

Nuning Melianingsih (12709251024) said...

assalamualaikum wr.wb
sebagai calon pendidik, saya menyadari bahwa profesi yang saya pilih insya allah bermanfaat untuk masa depan generasi bangsa. Dan dalam elegi bapak, menyebutkan beberapa karakteristik seorang pendidik yang sampai saat ini belum saya miliki..
terima kasih atas sindiran dan nasehatnya,karena bermanfaat utk saya pribadi sebagai calon pendidik yang baik.

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Tujuan Guru untuk MEMBIMBING, MENGAWASI, MEMBEKALI, MENASEHATI, MEWAJIBKAN dan kalau perlu MENGHUKUM siswanya DEMI KEPENTINGAN SISWa harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Guru sebaiknya menghindari melaksanakan tujuan dalam mendidik dll dengan tanpa ilmu dan rencana yang matang, sebab melalui legi Prof. Marsigit di atas menyadarkan para guru, bahwa bukan tidak mungkin guru salah dalam menerapkan apa yg seharusnya dilakukan. Antara tujuan yang ingin dicapai berbeda jauh dg apa yg dilakukan. Subhanalloh. Semoga semua guru dibimbing pada cita yg Mulia.